Jumat, 05 November 2010

BAB XIII

BAB XIII
MANFAAT ORGANISASI NU

Organisasi menembus semua tingkat kehidupan kita. Setiap hari kita terlibatatau berhubungan dengan berbagai organisasi. Sebenarnya, kita hidup di dalam atau dipengaruhi organisasi. Sebagian besar waktu kita, kita habiskan sebagai anggota dari organisasi kerja, sekolah, sosial, negara, dan gereja atau mesjid. Kita terlibat di dalam orginisasi tersebut sebagai karyawan, mahasiswa, klien, pasien, atau warga negara.
Kadang kala organisasi‑organisasi tersebut dikelola secara efisien dan tanggap terhadap kebutuhan kita, tetapi adakalanya juga mebuat kita frustrasi dan jengkel. Bahkan mungkin terpikir bahwa organisasi itu mengganggu. Pengalaman pribadi seperti itu, dalam berorganisasi, telah membentuk pengertian kita mengenai apa yang dimaksud dengan "diorganisasikan".
Sekalipun sikap kita terhadap organisasi dapat positif atau negatif, namun pengertian tentang organisasi dapat merupakan suatu dasar yang baik untuk mengkaji organisasi dengan cara yang lebih sisternatis.
Orang mendirikan organisasi karena alasan, bahwa organisasi dapat mencapai sesuatu yang tidak dapat kita capai secara perorangan. Jadi, apakah tujuannya untuk  memperoleh suatu keuntungan menyelenggarakan pendidikan, membantu perkembangan agama, meningkatkan pelayanan kesehatan, meng orbitkan manusia ke bulan, memilih seorang kandidat ataumembangun sebuah ‑stadion sepakbola, organisasi dapat melaksanakan kerja itu.
Organisasi dicirikan oleh prilaku yang terarah pada tujuan. Tujuan dan sasaran organisasi dapat dicapai lebih efisien dan efektif metalui tindakan‑tindak  individu dan kelompok yang diselenggarakan dengan persetujuan bersama.
Organisasi sangat perlu bagi masyarakat kita. Dalam dunia industri, pendidikan, keagamaan, pelayanan kesehatan, dan pertahanan Negara, organisasi telah memberikan keuntungan yang mengesankan bagi standar hidup kita dan pandangan kita tentang dunia. Ukuran (besarnya) organisasi yang kita hadapi setiap hari menggarnbarkan besarnya kekuasaan politik, ekonomi, dan sosial, yang secara terpisah dimiliki oleh organisasi itu. Sebagai contoh, perguruan tinggi di mana anda kuliah mempunyaikekuasaan politik, ekonorni, dan sosial yang sangat besar di lingkungan masyarakat.
Bila sebuah perusahaan mengumumkan akan menutup pabriknya di lingkungan masyarakat kita, maka dampaknya dapat menghancurkan secara ekonomis. Di lain pihak, jika perusahaan IBM mengumurnkan bahwa perusahaan itu akan membuka sebuah pabrik di lingkungan masyarakat kita, dampaknya mungkin sekali akan sangat positif. Akan tetapi, organisasi. lebib dari sekedar alat untuk menyediakan barang‑ barang dan jasa. Organisasi, juga menciptakan lingkungan dimana sebagian terbesar dari kita menghabiskan kehidupannya. Dalam hal ini, organisasi mempuhyai pengaruh besar atas perilaku kita. Mengingat perkembangan organisasi besar masih reletif baru, maka kita baru saja mulai mengakui perlunya penelaahan tentang itu. Para peneliti telah memulai proses untuk mengembangkan cara mempelajari perilaku orang di dalam organisasi.
Dilihat dari kacamata agama, berorganisasi merupakan Allah yang harus dilaksanakan oleh hambanya.
وقد أَمرَ اللّهُ تعالى عباده المؤمنين وحَثَّهم على الجماعة والائتلاف والتعاون ونهاهم عن الفرقة والاختلافِ والتَناحر ، فقال : {وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا }  وقال : { وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ (الوجيز في عقيدة السلف الصالح أهل السنة والجماعة - (ج 1 / ص 24)
Nahdlatul Ulama sebagai organisasi keagamaan, semenja kelahirannya, mencita-citakan tetap tegak berdirinya ajaran Islam Ahlussunah Wal Jama'ah.Karena NU adalah sebuah organisasi kemasyarakatan, maka NU harus memiliki tujuan yang disepakati bersama. Jika tidak, maka negara. tidakakan mungkin akan dapat terus bertahan.
Tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam menurut fahamAhlussunah Wal Jama'ah dan menganut salah satu dari mazhab empat, di tengah‑tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Konsekwensi logis  dari penegakan ajaran Islam ahlussunah wal jama'ah, NU berkewajiban mengambil langkah-lankah strategis berupa pengajaran dan penyebaran ajaran ahlussunah wal jama'ah. Disamping itu NU juga berkewajiban melindung penganut paham ahlussunah wal jama'ah, baik gangguan terhadap keyakinannya maupun terhadap keselatan jiwa dan harta bendanya.
Untuk mewujudkan tujuannya maka Nahdlatul Ulama melaksanakan usaha‑usaha sebagai berikut:

a
Dibidang agama, mengusahakan terlaksananya ajaran Islam menurut faham Ahlussunnah wal jama'ah dalam masyarakat dengan melaksanakan da'wah Islamiyyah dan amar ma'ruf nahi munkar serta meningkatkan ukhuwah Islamiyyah;
b
Dibidang pendidikan, pengajaran dan kebudayaan mengusahakan terwujudnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran serta pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam, untuk membina manusia muslim yang taqwa, berbudi luhur, berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi agama, bangsa dan negara;
c
Dibidang sosial, mengusahakan terwujudnya kesejahteraan rakyat dan bantuan terhadap anak yatim, fakir miskin, serta anggota masyarakat yang menderita lainnya
d
Dibidang ekonomi, mengusahakan terwujudnya pembangunan ekonomi dengan mengupayakan pemerataan kesempatan untuk berusaha dan menikmati hasil‑hasil pembangunan, dengan mengutamakan tumbuh dan berkembangya ekonomi rakyat.
e
Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat banyak (maslhah al-ammah) guna terwujudnya khoerul umah.
Dengan demikian organisasi NU berfungsi sebagai regulator, sekaligus sebagai tempat berhimpunya berbagai kepentingan yang satu sama lainnya saling melengkapi.
Bentuk perlindungan NU kepada warganya, ialah dengan jalan membebaskan warga nahdiyin dari kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan dan kekufuran.
Hal yang paling sederhana, dari manfaat menjadi bagi warga nahdiyin adalah:
1
Bagi kalangan cendikiawan NU dapat dijadikan sarana untuk mengajar, menularkan budi pekerti yang baik (akhlakul karimah), menularkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat sehingga menjadi amal saleh.
2
Bagi orang awam, NU dapat dijadikan sarana untuk mencari ilmu dan menambah wawasan pengetahuan sebagai bekal kehidupan didunia dan diakherat. Sebab bersentuhan dengan kalangan cerdik pandai, akan menularkan kebajikan kepada kita.
3
NU merupakan tempat berkumpulnya orang kaya dan orang miskin, sehingga dari pergumbulan tersebut terjadi transaksi nilai, sikaya menyantuni simiskin, simiskin mendo'akan sikaya.
4
NU merupakan tempat berkumpulnya pejabat dan rakyat, sehingga dari pergumbulan tersebut terjadi kedekatan emosional yang salim membutuhkan dan saling menguntungkan, pejabat memperhatikan aspirasi rakyat, rakyat mendukung kebijakan pejabat.
5
NU merupakan ladang amal bagi hartawan yang dermawan, dan tempat barokah bagi simiskin.
6
Bagi pemodal, produsen atau sejenisnya, NU dapat dijadikan pasar untuk investasi dan memasarkan produk yang dihasilkannya.
7
NU juga dapat dijadikan media promosi untuk memperkenalkan produk ide, barang dan jasa.
8
NU dapat dijadikan media pertukaran informasi yang bersifat saling menguntungkan.
9
NU dapat dijadikan lumbung amal, bagi mereka yang membaktikan dirinya di organisasi NU.
10
NU dapat dijadikan tempat pencarian syafa'at bagi mereka yang membutuhkannya.
11
NU dapat dijadikan tempat berdo'a dan mendo'akan warganya secara berjama'ah.
12
NU dapat dijadikan sarana untuk membebaskan umat manusia dari jilatan api dunia dan jilatan api neraka.

Lanjut ke Bab XIV

BAB XIV

BAB XIV
PENUTUP

Kelahiran Nahdlatul Ulama sebagai respon dari gerakan wahabi di Timur tengah, merupakan benteng perlindungan kebebasan bermadzhab, dan mengakui adanya perbedaan pendapat yang bersifat ijtihadiyah dalam menjalankan syareat agama.
Sebagai benteng, ada dua hal yang bisa diramalkan yang bisa terjadi pada organisasi NU. Pertama kemungkinan benting ini semakin kokoh karena terus dirawat dan diperbaiki kontrusi dasarnya, dipertinggi keberadaannya dan dijaga oleh semua pihak yang berlindung dibenteng tersebut. Kedua, kemungkinan benteng tersebut akan hancur ditelan zaman, baik kehancurannya disebabkan serangan oleh orang dari luar, maupun karena tidak mendapat perawatan dari dalam, sehingga sejengkal demi sejengkal benteng jadi robah yang pada gilirannya tinggal kenangan.
Menangkal serangan dari luar, sejarah membuktikan, bahwa NU tidak mudah dirobohkan, namun kelalaian, ketidak acuhan warga NU terhadap benteng pertahanannya, bisa membuat benteng tersebut runtuh dengan sendirinya.
Kurangnya kesadaran generasi muda terhadap NU, telah membuktikan baik secara kualitas, maupun secara kuantitas jumlah komunitas NU semakin menurun. Keadaan seperti ini jelas tidak boleh dibiarkan, sebab lama kelamaan NU hanya tinggal nama ditinggalkan oleh pengikutnya.
Kesadaran akan pentingnya penguatan benteng pertahanan yang dapat menjamin lestarinya ajaran Islam Ahlussunah Waljama'ah, perlu ditumbuh kembangkan dikalangan masyarakat dan generasi muda, sehingga pada gilirannya akan tertanam ruhul jihad, untuk selalu dan senantiasa memlihara budaya luhur yang telah ditularkan oleh Auliya Allah. Hal ini jelas menuntut partisipasi kita semua, apa yang busa kita perbuat hari ini untuk kebesaran dan kejayaan NU, itulah yang harus diperbuat, sehingga semua orang mengambil peran masing-masing dalam membesarkan NU.
NU hari esok adalah akar sejarah penularan perbuatan kita hari ini, semakin baik kita meminij NU sehingga menjadi kekuatan social yang tidak terkalahkan, maka semakin baik NU hari esok.
Akhirnya hanya kepada Allah kita mengembalikan segala urusan. Semoga penulisan buku ini, dapat menambah giroh kita untuk berbakti pada NU, sehingga NU semakin maju dan kita dapat mengambil manfaat adanya NU. Amin.


DAFTAR  PUSTAKA

1.      Drs.H.M.Solihin, Identitas NU Faham Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah, CV.Mitra Usaha Mandiri Karawang 2002.
2.        A. EFFENDY CHOIRIE, PKB POLITIK JALAN TENGAH NU EKSPERIMENTASI PEMIKIRAN ISLAM INKLUSIF DAN GERAKAN KEBANGSAAN PASCA KEMBALI KE  KHITTAH  1926, Pustaka Ciganjur, Jakarta  Januari, 2002
3.      Andree Feillard, NU Vis-à-vis NEGARA, LkiS Yogyakarta, Maret 1999.
4.      Hairus Salim HS dan Muhammad Ridwan, KULTUR HIBRIDA, LkiS Yogyakarta, 1999.
5.      H. Sulaiman Rasjid, FIQH ISLAM Sinar Baru Algensindo, 2002.
6.      Ustd.Drs.Moh.Saifulloh Al-Aziz S., RISALAH MEMAHAMI ILMU TASHAWWUF, Terbit Terang, Surabaya 28 April 1998.
7.      Dr. Ihsan Ilahi Dhahir, SEJARAH HITAM TASAWUF, Latar Belakang Kesesatan Kaum Sufi, Darul Falah, Jakarta Agustus 2001.
8.      Hartono Ahmad Jaiz, Tasawuf Belitan Iblis, Darul Falah, Jakatra, Juni 2002.
9.      M.Imdadun Rahmat (ED.), KRITIK NALAR FIQH NU, TRANSFORMASI PARADIGMA BAHTSUL MASA’IL. LAKPESDAM, Jakarta Agustus 2002.
10. Imam Baehaqi, KONTROVERSI ASWAJA, LkiS Yogyakarta, Januari 2000.
11. Dr. Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaili, MANHAJ AHLI SUNNAH MENGHADAPI AHLI BID’AH, Jakarta Juli 2002.
12. Martin Vann Buinessen, POLITIK NU PASKA GUS DUR: Back to Situbondo.Elsad, Surabaya 2002.
13. Aminoto Sa’doellah, Bahsul Masail; ORTODOKSI TANPA RESONANSI, Elsad, Surabaya 2002.
14. Fawaizul Umam PEMBERDAYAAN NAHDIYIN MODAL SOSIAL NU, Elsad, Surabaya 2002.
15. KH. Abdul Muhit Muzadi, MENATA NU DENGAN LISAN DAN TELADAN, Elsad, Surabaya 2002
16. Drs. Choirul Anam, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NU, Bisma Satu, Surabaya, 1999.
17. KH.Sirajuddin Abbas, I’itiqad Ahlussunnah wal jama’ah  Pustaka Tarbiyah,Jakarta 1985.
18. Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, FIQH PRAKTIS BAGI KEHIDUPAN MODERN, Gema Insani Jakarta, 2002.
19. Sukron Kamil, ISLAM DAN DEMOKRASI, Gaya Media Pratama, JakartaMaret 2002.
20. Dr. Said Ramadhan Al-Buthi, Pustaka Al-Kausar, Jakarta Oktober 2001.
21. KH.Drs.Hasyim Muzadi, NAHDLATUL ULAMA DITENGAH AGENDA PERSOALAN BANGSA, Logos Jakarta Nopember 1999.
22. Dr.Muhammad Aw.Al-Aqil, MANHAJ AQIDAH IMAM SYAFI,I, Pustaka Iman Asy-Syafi”i. Bogor, 2002.
23. DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Pengembangan Organisasi dan Kader Partai Kebangkitan Bangsa, Jakarta Juli 2001.
24. Dr.Achmad Fathoni Rodli, Berguru Kepada Bapak Bangsa, kumpulan esai menelusuri jejek pemikiran KH.Abdurahman Wahid, GP.ANSOR, Jakarta, November 1999.
25. Drs.Teuku May Rudy, SH,MA,MIR, Pengantar Ilmu Politik, Eresco Bandung 1993.
26. Dr.M. AbdurrahmanMA, Dinamika Msyarakat Islam dalam Wawasan Fiqh, Remaja Rosdakarya Bandung Mei 2002.
27. Dr. Muhammad ‘Utsman Najati, Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur’an, Cendikia Sentra Muslim Jakarta Juni 2001.
28. Drs.Muhammad Iqbal,M,Ag. Fiqh Siyasah Kontektualisasi Dokrin Politik Islam, Gaya Media pratama Jakarta, Februari 2001.
29. Tap MPR hasil sidang tahun 1999 beserta perubahan pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Arkola Surabaya.
30. Dr.Abdul Hamid Mursi, SDM Yang Produktif Pendekatan Al-Qur’an dan Sain, Gema Insani Press Jakarta 1997.
31
الوجيز في عقيدة السلف الصالح أهل السنة والجماعة
32
شرح أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة
33
أصول الإيمان في ضوء الكتاب والسنة
34
أيسر التفاسير للجزائري
35
شرح العقيدة الواسطية
36
صحيح البخاري
37
المعجم الأوسط للطبراني
38
تفسير ابن أبي حاتم
39
تفسير الطبري
40
تفسير ابن كثير 
41
تفسير الألوسي
42
تفسير اللباب لابن عادل
43
الدر المنثور
44
تفسير الخازن
45
تفسير حقي
45
أيسر التفاسير لأسعد حومد
47
تفسير الطبري
48
تفسير القرطبي
49
تفسير البغوي
50
تفسير ابن أبي حاتم
51
تفسير الألوسي
52
تفسير البحر المحيط
53
فتح القدير
54
تفسير الرازي
55
نظم الدرر للبقاعي
56
بحر العلوم للسمرقندي

PROFIL PENULIS

Drs. H. Muhammad Solihin, dilahirkan di Dusun Poponcol, Desa Cilewo ( Sekarang Desa Ciwulan) Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang, pada tanggal 26 Februari 1966, anak pertama dari lima bersaudara, dari pasangan suami istri Bapak. H. Wahyudin bin Encim dan Ibu Hj. Salamah binti saju.
Nama Istri Lutfiah pasangan suami istri KH.Abu Bakar Siddiq dan Hj. Fatimah, anak terakhir dari sebelas bersaudara.
Nama putri, ananda Eva Nurfadilah, lahir 13 Juli 1996
Nama putri, Evi Rizkia Shalehah, lahir bertepatan dengan kampanye putaran terakhir PKB tahun 2004.

JENJANG PENDIDIKAN
Sekolah Dasar pada tahun 1977, tamat pada tahun 1982 di SD Cilewo III,
Sekolah Menengah Pertama pada tahun 1982 di SMPN Telagasari,
Sekolah Menegah Atas pada tahun 1985 tamat pada tahun 1988 di SMAI Cipasung Tasik Malaya,
Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Fakultas Syari’ah Jurusan Peradilan Agama pada tahun 1988 tamat pad atahun 1992 di Tasik Malaya.

Pengalaman Organisasi

1.      Pemuda Ansor pada tahun 1987 - 1992 Jabatan Litbang Pemuda  Ansor Cabang Karawang.
2.      Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Islam Karawang tahun 1987 - 1992 Jabatan Ketua Satu.
3.      Nahdlatul Ulama (NU) tahun 1998 Jabatan anggota, sekarang Tim Ahli Bidang Ekonomi. MWC NU Lemahabang.
4.      Lembaga